Kehidupan Kekal (2 Korintus 4:16-5:10)
Kehidupan kita di dunia ini bagaikan kehidupan di rantau (negeri asing). Kita hanya untuk sementara sambil menantikan panggilan Bapa di sorga. Sebagai perantau tentunya kita harus mengikuti peraturan di rantau. Bagaimana pun susahnya, aturan harus diikuti.
Kita pun harus maklum bahwa tidak semua yang kita dapatkan di rantau dapat kita bawa pulang. Hanya roh kita, jiwa kita, dan segala amal ibadah kita yang bisa dibawa pulang.
Karena itulah janganlah kita menjadi sama dengan dunia ini yang cenderung cinta akan uang sehingga sepanjang hari kita diisi hanya dengan kegiatan menimbun uang terus menerus. Lupa akan pengembangan rohani kita. Lupa akan hubungan akrab dengan Allah.
Ada beberapa motif menimbun uang yakni :
1. Keserakahan : Ingin lebih dan lebih. Dia tidak tahu bahwa pundinya bisa bocor sehingga apa yang dikerjakan berakhir sia-sia. Karena uang yang ditimbunnya selalu mencari jalan untuk keluar. Selalu ada saja yang perlu dikeluarkan sehingga uang yang terkumpul menjadi terkuras.
2. Kekuatiran : Takut mempunyai madesu (masa depan suram). Kurang memahami kasih setia Allah yang menjamin pemeliharaan Allah apabila kita selalu menaati perkataan-Nya.
3. Ketidaktahuan : Dia tidak mengerti bahwa kehidupan ini hanya sekejab dan ada kehidupan lain yang kekal yang seharusnya menjadi target akhirnya.
Jadi bagaimanakah kita harus bersikap?
a. Percaya akan kasih setia Allah. Dia tidak akan meninggalkan kita dan Dia selalu peduli pada kita.
b. Percaya bahwa apa pun yang menjadi hak/rezeki kita tidak akan pergi meninggalkan kita. Tetapi apa pun yang bukan hak/rezeki kita pasti hanya numpang lewat saja.
c. Tabah menghadapi ujian dan cobaan.
d. Yakinlah bahwa yang terbaik telah disediakan untuk kita selama kita menaati firman-Nya.
Tidak inginkah Anda memiliki kehidupan yang kekal?
Salam kasih, Deny S Pamudji