Kepentingan Bersama (Filipi 2:3-4)
Kemacetan lalu lintas di Jakarta lebih banyak disebabkan oleh ketidakpedulian kepentingan bersama para pengguna jalan raya. Yang berdagang hanya mementingkan dagangannya saja sehingga tidak peduli bahwa dagangannya telah mengganggu pejalan kaki sehingga pejalan kaki terpaksa harus berjalan di bahu jalan yang pada akhirnya membuat pemakai jalan lainnya terhambat jalannya karena harus berhati-hati dalam menjalankan kendaraannya. Pengendara motor seenaknya keluar masuk jalur bis transjakarta agar cepat mencapai tujuan tanpa memikirkan bahwa tindakannya menghambat laju kendaraan lain. Pengemudi angkot seenaknya memarkir kendaraannya menunggu penumpang tanpa pernah memikirkan bagaimana kendaraan dibelakangnya menjadi terhambat jalannya. Pengojek seenaknya mencegat calon penumpang yang baru turun dari angkot sehingga membahayakan baik dirinya maupun calon penumpangnya dan juga menghambat laju kendaraan lain. Andai semua pemakai jalan raya memperhatikan kepentingan bersama, tentu Jakarta tidak akan macet.
Ada pengalaman menarik di Uganda. Negara ini hanya memiliki sedikit traffic light, tetapi jalan lancar walau padat. Mengapa? Karena mereka tidak mementingkan diri sendiri. Apabila ada dua kendaraan yang berlawanan arah dalam satu jalan yang sempit, mereka bukan saling mendahului malah memberikan kesempatan kendaraan yang lain untuk melintas terlebih dulu, bahkan ada kendaraan yang mau mundur hanya untuk mempersilakan kendaraan lain lewat. Dan itu berlaku hampir di semua sudut jalan Uganda. Luar biasa, kan?!
Paulus mengatakan sebagai pengikut Yesus, kita pun hendaknya tidak mementingkan diri sendiri dan juga tidak mencari kebanggaan / kehormatan diri diatas kepentingan bersama. Kebersamaan itulah yang harus diperhatikan dan diutamakan. Dalam pribahasa orang Jawa, mangan ora mangan, ngumpul. Sungguh mempunyai arti yang dalam walau terkadang kita menertawakan sikap itu. Tetapi, percayalah tidak mudah melakukan kebersamaan seperti itu.
Hanya dengan menyangkal diri dan kepedulian akan yang lain, kita bisa mendahulukan kepentingan bersama.
Salam kasih, Deny S Pamudji