Masalah doktrin Tritunggal ini selalu menjadi batu sandungan bagi banyak orang di luar Kristen (bahkan oleh beberapa sekte sesat/ bidat). Masalahnya disebabkan kesalah-mengertian memahami ajaran iman Kristiani ini.
Ajaran dan kebenaran pengertian "Allah Tritunggal" itu telah diketemukan, dan sama sekali tidak memperkosa makna Tauhid ke-Esa-an Allah itu sendiri.
Quran s.Al Maidah 73 yang mengatakan : "Sesungguhnya kafirlah orang-orang yang mengatakan : "Bahwanya Allah salah satu dari yang tiga", padahal sekali-kali tidak ada Ilah (yang kelak berhak disembah) selain Ilah Yang Esa..." (teks aslinya : "Laqad kafaral ladzina qaalu innal laha syalisyu syalaasyht… ")
Juga Quran s.An Nissa 171 c mengatakan "... janganlah kamu mengatakan : '(Ilah itu) tiga' " (..wa la taqulu syalasyht).
Ayat-ayat Quran ini sering dikemukakan oleh saudara-saudara kita yang beragama Islam, sebagai dalil untuk menolak faham Tritunggal yang dianut oleh iman orang-orang Kristen.
Ayat-ayat Quran ini menolak faham Tritheisme (ke-Tiga Allah-an) dan sebenarnya bukan menolak faham Allah Tritunggal (Trinitas) ajaran imannya orang-orang Kristen.
Bagi orang Kristen, ayat Quran ini dihargai karena ajaran Kristen juga menentang setiap faham dalam bentuk Polytheisme dalam mana termasuk faham Tritheisme ini, yaitu faham ke-Tiga Allah-an. Di samping itu, ajaran Kristen juga menentang faham-faham Atheisme Pantheisme.
Alkitab telah menggariskan kepercayaan kepada Allah itu demikian : "Dengarlah, hai orang Israel: TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa! (Ulangan 6 : 4)
Dalam Kitab Yesaya 45 : 5 dikatakan : "Akulah TUHAN dan tidak ada yang lain; kecuali Aku tidak ada Allah."
Dalam lnjil Yohanes 17:3 dikatakan : "Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus."
Tidak ada kemungkinan barang sedikitpun, bahwa pengakuan Allah Tritunggal itu, berlawanan dengan ke-Maha Esa-an Allah Yang Maha Esa itu, bukanlah berarti Tiga Allah bersatu dalam satu kesatuan, sebagaimana sering ditafsirkan orang.
Rumus Allah Tritunggal sering dituliskan orang dengan angka : 1 = 3, 3 = 1, bermakna sebagai berikut :
1 = 3, yaitu SATU zat Allah, dimanifestasikan dalam TIGA Qudrat Kuasa Allah, (Tiga Qudrat Kuasa Allah itu ialah (1) Mencipta, (2) Berfirman, dan (3) Bertindak (menolong, membimbing, memberi taufik dan hidayah). Dalam Mencipta, dengan kata lain disebut "Bapa". Berfirman, dengan kata lain disebut "Anak". Membimbing, dengan kata lain disebut "Rohulkudus".
3 = 1, yaitu TIGA oknum llahi (Bapa, Anak dan Rohulkudus), adalah SATU wujud zat Allah.
Yang Maha Esa dan Maha Kuasa.
Uraian lebih lanjut yang dimaksudkan Allah Tritunggal itu dapat dijelaskan lagi sebagai berikut :
(1) ALLAH alkhalik, dengan kata lain disebut "Bapa" adalah sebagai pencipta semesta alarn, (sebanding dengan kata sifat "Qadirun = Berkuasa" dalam ajaran Islam).
(2) FIRMAN, dengan kata lain disebut "Anak" yang telah jadi jasad manusia dalam kelahiran Yesus, sebagai Firman yang hidup, untuk menyampaikan hukum-hukum Allah, kehendak-kehendak Allah, menyatakan janji-janji Allah, dan lain-lain kepada umat manusia, berbicara dalam bahasa manusia. (Sebanding dengan sifat "Muridun = Berkehendak" dalam ajaran limu Tauhid Islam).
(3) ROH ALLAH, dengan kata lain disebut "Rohulkudus", yang memberi Taufik dan Hidayah (pertolongan dan bimbingan Roh Kebenaran) kepada umat yang percaya dah bertakwa kepadanya. (Sebanding dengan sifat "Hayyun = Hidup" dalam ajaran Islam).
Ketiga unsur di atas ini (Bapa, Anak/Firman dan Rohulkudus) digambarkan masing-masing dengan istilah 'oknum' (sebanding dengan istilah "Sifat" dalam ajaran Islam) adalah Esa dalam wujud zat Allah, yang tidak terpisahkan satu sama lainnya, sama kuasanya, sama kekalnya, tidak ada yang terdahulu atau terkemudian di antara satu dengan yang lain.
Bapa, Anak/Firman dan Rohulkudus, dapat diucapkan dalam sepatah kata, yaitu : "ALLAH". Dalam Alkitab berbahasa Arab dikatakan "Bismil Ulbi wal Ibni wal Ruhulqudusi (Dengan nama Bapa dan Anak dan Rohulkudus). Aba, lbni, Rohulqudusi = Allah.
Dengan susunan kalimat bentuk lain masih dapat dijelaskan lagi sebagai berikut :
1. ALLAH disebut "Bapa", adalah dalam aktivitasnya sebagai alkhalik, pencipta semesta alam, Maha Kuasa. (Qadirun = Berkuasa).
2. ALLAH itu juga, disebut "Anak" atau dengan kata lain disebut "Firman" (Yoh. 1:14), atau "Firman yang Hidup" (1 Yoh. 1:1), adalah dalam aktivitasnya sebagai pemberi amaran/perintah menetapkan hukum, menyatakan kehendak, menyatakan janji-janji Allah kepada umat manusia. Anak atau Firman ini telah menjadi daging dalam rupa manusia, yaitu kelahiran Jesus Kristus (Muridun = Berkehendak).
3. ALLAH yang itu juga, bukan Allah yang lain lagi, dikatakan "Rohulkudus" atau Roh kebenaran, adalah dalam aktivitasnya sebagai pemberi Taufik dan Hidayah, memimpin rohani orang-orang Kristen membawa kepada kebenaran, hidup yang kekal (Hayyun = Hidup).
Sebab itu dengan penyebutan "Allah Bapa" atau "Allah Anak" ataupun "Allah Rohulkudus", tidaklah sama sekali menunjuk kepada makna jumlah banyaknya tiga Allah, meskipun terjadi tiga kali disebut nama Allah, namun Allah itu adalah tetap hanya Esa, tidak lebih.
Penyebutan yang berbeda, hanyalah sekedar menunjukkan adalnya perbedaan aktivitas, yaitu :
a. disebut "Bapa" atau "Allah Bapa" adalah sebagai alkhalik, pencipta semesta alam, yang Maha Kuasa (Qadirun).
b. disebut "Anak" atau "Allah Anak" adalah sebagai Firman yang hidup, berbicara kepada manusia dalam bahasa manusia (Muridun).
c. disebut "Rohulkudus" adalah sebagai pemberi Taufik dan Hidayah, pembimbing rohani umat manusia yang percaya, hidup dalam Roh Kebenaran (Hayyun).
Jadi jelaslah kiranya, bahwa ke-Maha Esa-an Allah Tritunggal di dalam iman Kristen, sama sekali tidaklah berarti memperkosa ajaran Tauhid, dan tidaklah juga diartikan sebagai satu kesatuan yang terdiri dari beberapa Allah atau beberapa Tuhan, seperti sering disalah tafsirkan orang. Ajaran Kristen menolak dengan tegas faham Tritheisme atau ke-Tiga Allah-an ini.
Dikirim oleh : Erick Reskiamboro