Dikirim oleh : Bambang Giyanto
Ketika itu, Tuhan telah bekerja enam hari lamanya. Kini giliran diciptakan para ibu. Seorang malaikat menghampiri Tuhan dan berkata lembut:
"Tuhan, banyak nian waktu yg Tuhan habiskan untuk menciptakan ibu ini?"
Dan Tuhan menjawab pelan: "Tidakkah kau lihat perincian yang harus dikerjakan?
01) Ibu ini harus waterproof (tahan air / cuci) tapi bukan dari plastik.
02) Harus terdiri dari 180 bagian yang lentur, lemas dan tidak cepat capai.
03) Ia harus bisa hidup dari sedikit teh kental dan makanan seadanya.
04) Memiliki kuping yang lebar untuk menampung keluhan
05) Memiliki ciuman yang dapat menyembuhkan kaki yang keseleo
06) Lidah yang manis untuk merekatkan hati yang patah, dan
07) Enam pasang tangan!! ---
Malaikat itu menggeleng gelengkan kepalanya:
Enam pasang tangan....? tsk tsk tsk" ---
Tentu saja! Bukan tangan yang merepotkan Saya, melainkan tangan yang melayani sana sini,
mengatur segalanya menjadi lebih baik...." balas Tuhan
08) Juga tiga pasang mata yang harus dimiliki seorang ibu"
"Bagaimana modelnya?" Malaikat semakin heran.
Tuhan mengangguk-angguk. "Sepasang mata yang dapat menembus pintu yang tertutup rapat dan bertanya: "Apa yang sedang kau lakukan di dalam situ?", padahal sepasang mata itu sudah mengetahui jawabannya.
"Sepasang mata kedua sebaiknya diletakkan di belakang
kepalanya, sehingga ia bisa melihat ke belakang tanpa menoleh. Artinya, ia dapat melihat apa yang sebenarnya tak boleh ia lihat dan pasang mata ketiga untuk menatap
lembut seorang anak yang mengakui kekeliruannya. Mata itu harus bisa bicara!
Mata itu harus berkata: "Saya mengerti dan saya sayang padamu". Meskipun tidak diucapkan sepatah kata pun.
"Tuhan", kata malaikat itu lagi, "Istirahatlah"
"Saya tidak dapat, Saya sudah hampir selesai."
09) Ia harus bisa menyembuhkan diri sendiri kalau ia sakit.
10) Ia harus bisa memberi makan 6 orang dengan satu setengah ons daging
11) Ia juga harus menyuruh anak umur 9 tahun mandi pada saat anak itu tidak ingin mandi......
Akhirnya Malaikat membalik balikkan contoh Ibu dengan perlahan.
"Terlalu lunak", katanya memberi komentar.
"Tapi kuat!" Kata Tuhan bersemangat.
"Tak akan kau bayangkan betapa banyaknya yang bisa ia tanggung, pikul dan derita."
"Apakah ia dapat berpikir?" tanya malaikat lagi.
"Ia bukan saja dapat berpikir, tapi ia juga dapat memberi gagasan, idea dan berkompromi", kata Sang Pencipta.
Kemudian Malaikat menyentuh sesuatu di pipi,
"Eh, ada kebocoran di sini"
"Itu bukan kebocoran", kata Tuhan.
"Itu adalah air mata.... air mata kesenangan, air mata kesedihan, air mata kekecewaan, air mata kesakitan, air mata kesepian, air mata kebanggaan, airmata...., air mata...."
"Tuhan memang ahlinya....", Malaikat berkata pelan.