Monday, December 22, 2008

Perkawinan Di Kana

Perkawinan di Kana (Yohanes 2:1-11)

Perkawinan di Kana dicatat Yohanes sebagai mukjizat pertama yang Yesus lakukan. Dikisahkan Yesus dan ibunya menghadiri pesta perkawinan dan sebelum pesta berakhir ternyata anggur yang disediakan habis.

Kita tidak tahu apakah peran ibu Yesus saat itu karena pada saat diketahui ada kehabisan anggur, ibu Yesus turut prihatin. Dan kalau kita membaca reaksi ibu Yesus dan jawaban Yesus yang mengatakan saatnya belum tiba, maka boleh jadi ibu Yesus sudah pernah melihat mukjizat Yesus sebelumnya.

Jawaban Yesus yang mengatakan “Saatku belum tiba”, mengajarkan pada kita bahwa Yesus bertindak sesuai waktu yang telah ditetapkan-Nya. Maka janganlah kita cepat kecewa ketika kita berdoa dan tidak cepat mendapat jawaban.

Ada tiga bentuk jawaban atas segala doa/permintaan kita, yakni :
Ditolak
Ditunda
Diterima

Apa pun jawaban dari Tuhan untuk doa/permintaan kita, haruslah kita terima dengan lapang hati karena Tuhan pasti mengetahui apa yang terbaik untuk kita.

Dari bacaan di atas, maka dapat juga kita mengambil pelajaran bahwa Tuhan memberkati suatu pernikahan yang sah. Pertama Tuhan bersedia menghadiri pernikahan tsb. Kedua Tuhan mengubah sesuatu yang biasa dan penting dalam hidup ini (air) menjadi sesuatu yang mempunyai nilai tambah dan berguna (anggur – lebih mahal dari air dan bisa digunakan untuk menghangatkan tubuh, masakan, dan pengobatan). Dapat diartikan dengan bekeluarga, Tuhan bisa membuat seseorang berubah. Orang yang tadinya egois dapat berubah menjadi seseorang yang mau berbagi. Orang yang tadinya tidak menyayangi ibunya dapat berubah menjadi lebih sayang pada ibunya setelah melahirkan dan merawat anaknya. Orang yang tadinya tidak mengerti Kasih Bapa, dapat berubah menjadi mengerti perasaan Bapa terhadap Anak setelah menjadi ayah, dst.

Dan jika Yohanes mencatat perkawinan kana ini sebagai mukjizat pertama Yesus, maka ada hal lagi yang perlu kita perhatikan yakni dari keluargalah seseorang dapat menjadi bernilai atau tidak. Jika dasar yang diberikan keluarga baik, maka sudah hampir dapat dipastikan hasilnya baik. Karena dalam keluargalah seseorang belajar dasar yang membentuk egonya. Maka sebagai orangtua, kita haruslah berhati2 memberikan pengajaran. Dan pengajaran yang terbaik adalah pengajaran ala Yesus yakni memberikan bukti/contoh dan bukan hanya teori.

Maka … janganlah ragu untuk membentuk keluarga dan janganlah kuatir akan berkat Tuhan pada keluarga. Pada lain kesempatan, saya akan menyaksikan bagaimana Tuhan Yesus memberkati saya dalam membentuk keluarga. (baca Menikah Tanpa Keluar Uang)

Salam kasih, Deny S Pamudji

Popular Posts